Siapa tak kenal pohon palem, hampir
di sepanjang jalan ditumbuhi pohon palem. Namun, jenis palem yang satu ini
tidak lazim. Ya, dialah Coco de Mer
atau di Indonesia lebih dikenal dengan Kelapa Kembar (Lodoicea maldivica). Pada Mei 2018, Saya dan peneliti Senior Kebun
Raya, Dra. Inggit Puji Astuti, M.Sc. telah melakukan penelitian terhadap kelapa
ini. Kelapa ini merupakan jenis kepala yang dilindungi dan telah dikoleksi di
kebun raya-kebun raya dunia, termasuk Kebun Raya Bogor. Di habitat asalnya, di
Pulau Praslin telah ditetapkan sebagai World
Heritage Site. Tumbuhan berumah dua ini, menjadi menarik karena memiliki
bentuk serta ukuran buah dan biji yang unik, mirip pinggul manusia. Selain itu,
perbanyakan kelapa ini cukup sulit jika secara alami. Untuk mencapai dewasa membutuhkan
waktu 25 – 50 tahun dan mampu berbuah sampai umur 100 – 150 tahun.
Kelapa kembar tidak hanya unik dan
langka, tetapi juga mempunyai banyak manfaat. Endosperma (jaringan penyimpan
hara pada biji) kelapa ini dapat dijadikan sup untuk mengobati batuk, penawar
racun, dan mengurangi pendarahan. Batok kelapa dapat dijadikan bahan untuk
pembuatan kapal. Serat daun muda dapat dijadikan cinderamata. Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan di masyarakat, saat ini banyak orang yang
tertarik untuk mendapatkan biji kelapa kembar karena memiliki nilai ekonomi
sangat tinggi. Biji dapat digunakan sebagai bahan kerajinan berupa ukiran. Diperdagangan
internasional, harga satu buah dapat mencapai lebih dari 100 US$. Biji yang
berbentuk sempurna, dapat mencapai harga 500 US$ per butir. Kulit biji dapat
dijadikan kerajinan tangan. Di National Botanic Garden Mahe, Seychelles menanam
jenis kelapa ini sebagai tanaman hias karena bentuk daun dan ukuran yang besar
memberikan kesan ornamental. Ini yang menjadi minat para kolektor tanaman hias
dunia untuk mengoleksinya. Kelapa kembar, di Indonesia pertama kali
diintrodukasi oleh Kebun Raya Bogor pada tahun 1925 dalam bentuk biji. Kemudian
ditanam pada tanggal 28 Maret 1931 (88 tahun yang lalu) setelah dikecambahkan
selama 2 tahun, dan merupakan pertama kalinya pohon ini ditanam di Indonesia. Hasil
penelitian kami, kelapa ini mampu berkembangbiak dengan menyilangkan manual
individu betina dengan individu jantan yang polennya didatangkan dari Kebun
Raya Singapura.
No comments:
Post a Comment