Tuesday 12 November 2019

Coco de Mer., sang Kelapa Langka

 



              Siapa tak kenal pohon palem, hampir di sepanjang jalan ditumbuhi pohon palem. Namun, jenis palem yang satu ini tidak lazim. Ya, dialah Coco de Mer atau di Indonesia lebih dikenal dengan Kelapa Kembar (Lodoicea maldivica). Pada Mei 2018, Saya dan peneliti Senior Kebun Raya, Dra. Inggit Puji Astuti, M.Sc. telah melakukan penelitian terhadap kelapa ini. Kelapa ini merupakan jenis kepala yang dilindungi dan telah dikoleksi di kebun raya-kebun raya dunia, termasuk Kebun Raya Bogor. Di habitat asalnya, di Pulau Praslin telah ditetapkan sebagai World Heritage Site. Tumbuhan berumah dua ini, menjadi menarik karena memiliki bentuk serta ukuran buah dan biji yang unik, mirip pinggul manusia. Selain itu, perbanyakan kelapa ini cukup sulit jika secara alami. Untuk mencapai dewasa membutuhkan waktu 25 – 50 tahun dan mampu berbuah sampai umur  100 – 150 tahun.
          Kelapa kembar tidak hanya unik dan langka, tetapi juga mempunyai banyak manfaat. Endosperma (jaringan penyimpan hara pada biji) kelapa ini dapat dijadikan sup untuk mengobati batuk, penawar racun, dan mengurangi pendarahan. Batok kelapa dapat dijadikan bahan untuk pembuatan kapal. Serat daun muda dapat dijadikan cinderamata. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di masyarakat, saat ini banyak orang yang tertarik untuk mendapatkan biji kelapa kembar karena memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Biji dapat digunakan sebagai bahan kerajinan berupa ukiran. Diperdagangan internasional, harga satu buah dapat mencapai lebih dari 100 US$. Biji yang berbentuk sempurna, dapat mencapai harga 500 US$ per butir. Kulit biji dapat dijadikan kerajinan tangan. Di National Botanic Garden Mahe, Seychelles menanam jenis kelapa ini sebagai tanaman hias karena bentuk daun dan ukuran yang besar memberikan kesan ornamental. Ini yang menjadi minat para kolektor tanaman hias dunia untuk mengoleksinya. Kelapa kembar, di Indonesia pertama kali diintrodukasi oleh Kebun Raya Bogor pada tahun 1925 dalam bentuk biji. Kemudian ditanam pada tanggal 28 Maret 1931 (88 tahun yang lalu) setelah dikecambahkan selama 2 tahun, dan merupakan pertama kalinya pohon ini ditanam di Indonesia. Hasil penelitian kami, kelapa ini mampu berkembangbiak dengan menyilangkan manual individu betina dengan individu jantan yang polennya didatangkan dari Kebun Raya Singapura. 

 

No comments:

Amorphophallus gigas Teijsm. & Binn

Amorphophallus gigas Teijsm. & Binn   Bunga langka koleksi Kebun Raya Bogor telah mekar sempurna pada Minggu (6/10/2019) den...